Kasih Sayang

Kasih sayang adalah suatu kasih  atau rasa belas kasihan yang tanpa pamrih. Kita akan berusaha menolong sesorang yang kita kasihi dengan ikhlas. Itulah kelebihan dari rasa kasih sayang.
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Porwadarminta, kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Jika kita membicarakan rasa cinta kasih dari orang tua terhadap anaknya pasti tidak ada akhirnya. Bayangkan saja sejak kita dilahirkan kedua orang tua sudah memberikan cinta kasih yang terbaik kepada kita dan hingga saat ini. Sehingga ada sebutan bahwa kasih orang tua tak terhingga sepanjang masa.
Macam-macam Cinta Kasih dari Orang Tua
  1. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif.
Dalam hal ini orangtua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral-materil dengan sebanyak-banyaknya, dan si anak menerima saya, mengiyakan, tanpa memberikan respon. Hal ini menyebabkan si anak takut, tidak mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.
2.  Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif.
    Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini diberikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingkah laku si anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.
    3.  Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif.
      Di sini jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunyanya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika tidak perlu. Orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.
      4.    Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif
        Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan antara orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, saling membutuhkan.

        CONTOH KASIH SAYANG
        Kasih sayang pada orang lain terutama orang-orang yang kita cintai tidak harus besar, tidak harus dengan membelikan mereka barang-barang mewah. Sebetulnya cukup dengan perhatian-perhatian kecil dalam kehidupan sehari-hari seperti mengucapkan "Selamat Pagi, semoga harimu menyenangkan", bertanya "Apa kamu sudah makan?", "Selamat malam, bagaimana harimu tadi?" hal-hal kecil seperti itu yang justru membekas pada hati tiap-tiap orang yang kita kasihi.
        Tuhan Yesus sendiri sebagai contoh dari kasih itu sendiri mengajarkan kita untuk mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Tuhan Yesus juga mengajarkan untuk mengasihi musuh kita. Kenapa kita harus mengasihi orang yang kita anggap musuh? Jawabannya adalah bahwa Tuhan Yesus sendiri telah mengasihi kita orang yang berdosa. Kita adalah orang berdosa. Kita tidak lebih benar dari musuh kita. Kita dan orang yang kita anggap adalam musuh adalah sama-sama orang berdosa, dan sudah ditebus oleh Tuhan Yesus sehingga kita bisa merasakan kasih-Nya, dan muzizat-Nya yang luar biasa.
        Tuhan Yesus memiliki satu perumpamaan tentang orang samaria yang baik hati. Ceritanya bermula dengan seorang Yahudi yang sedang berpergian ke luar kota dengan keledainya. Di tengah jalan ia dirampok oleh beberapa orang penyamun. Orang Yahudi itu habis dipukuli dan hartanya semua diambil. Ia tergeletak di pinggir jalan dengan tidak berdaya. 
        Tidak berapa lama kemudian datang seorang ahli taurat dari Yerusalem, dan melihat orang itu di pinggir jalan. Ia berfikir "Orang itu pasti telah berdosa, dan dihukum oleh Tuhan atas dosa-dosanya. Lebih baik aku tidak menyentuhnya agar aku tidak tertular dosanya". Ahli taurat itu pun pergi begitu saja, meninggalkan orang yang terluka itu di pinggir jalan. Lalu datang orang Lewi, yaitu orang dari suku yang terpandang berjalan lewat jalan itu juga. Ia melihat orang yang habis dipukuli di pinggir jalan itu dan berjalan cepat-cepat, pura-pura tidak melihat orang itu. Kemudian datanglah seorang Samaria melewati jalan itu. Orang Samaria adalah bangsa kafir bagi orang Israel. Orang Samaria itu melihat orang yang terluka di pinggir jalan itu lalu membalut luka-lukanya, menaikkan dia keatas keledai tunggangannya kemudian membawanya ke penginapan terdekat.
        Sesampainya di penginapan, orang Samaria itu menyerahkan orang terluka itu kepada sang pemilik penginapan untuk dirawat disana, ia juga memberikan 2 dinar kepada pemilik penginapan dan berkata bahwa apabila keperluan orang sakit itu dibelanjakan lebih dari apa yang ia berikan, maka ia akan kembali lagi dan mengganti uang sang pemilik penginapan tersebut. Setelah itu orang Samaria itupun pergi melanjutkan perjalanannya.
        Dari contoh Kasih itu dapat dismpulkan bahwa Kasih Sayang tidak mengenal ras, jenis kelamin, suku, musuh ataupun saudara, orang asing ataupun kenalan, dan lainnya.
        Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk senantiasa mengasihi sesama kita tidak peduli dari mana asal mereka, latar belakang kehidupan, kekayaan, status, atau apapun. Ia ingin kita mengasihi. Sama seperti Bapa di sorga yang telah mengasihi kita sampai sekarang ini sehingga kita masih bisa ada disini, masih berdiri, dan masih sehat. Semua itu adalah Kasih karunia dan campur tangan Tuhan Yesus dan bukan karena kuat hebat kita sendiri.
        Jadi marilah kita mengasihi sesama kita seperti Tuhan Yesus yang telah mengasihi kita sedemikian besar. Tuhan Yesus memberkati selalu! 

        0 komentar:

        Posting Komentar

        Followers

        About Me

        Blog contents © DSMK 2010. Blogger Theme by NymFont.